Selasa, 13 September 2016

Aku yang egois

Setiap kali marah akan aku matikan ponselku,
Sambil sesekali menghidupkanya kembali untuk mengintip.
Sudah berapa banyak panggilan tak terjawab darimu?
Berapa banyak pesan yang kau kirim?
Jika banyak aku tenang, tapi kalau sedikit aku semakin marah ditambah gelisah,
Tanpa menghiraukan kacau-nya hatimu saat itu.
Tetap berlagak angkuh seolah tak mau tahu karena marah.
Yang aku tahu aku sedang marah karena kamu tak mengindahkan keinginanku,
Sampai batas waktu yang tidak ditentukan, sampai akhirnya kamu tunjukan kenekatanmu.
Kamu nekat, aku semakin marah, kesal, dan iba.
Akhirnya memilih damai karena terpaksa.
Tapi tidak sekali juga aku membiarkan kenekatanmu, tanpa ampun, tanpa belas kasih.
Selalu seperti itu, berulang-ulang, dan bertahan.
Terkadang pasrah, ingin menyerah saja, tapi selalu saja ada jalan untuk damai.
Intinya harus ada yang mengalah, memperkuat, dan saling menyadari.
Maafkan, dari aku yang egois.


Piano

Sedikit sulit untuk memulai menulis dengan mengetik, ketimbang menulis langsung dengan pena. Karena menurut saya ide-ide yang awalnya bermunculan dikepala tiba-tiba bersembunyi entah dibagian gyrus sebelah mana. Karena saya juga masih bingung untuk mengawali tulisan ini dari mana, maka saya putuskan akan memulainya dari apa yang saya dengar saat ini.

Sekarang saya sedang mendengarkan instrument piano dari Yiruma, yang dimulai dari “River flows in you’’ dan sekarang sedang sampai pada “The moment”. Sebenarnya kalau ditanya sejak kapan saya mulai menyukai Yiruma? Jawabanya adalah baru-baru ini, semua itu berawal ketika saya melihat postingan Instagram temanya teman saya yang diposting saat itu adalah video dia sedang memaikan piano “ballade, Richard Clayderman’’. Jujur saya langsung terkesima, indah dan damai rasanya, seketika itu saya teringat pada impian Ibu saya yang menginginkan saya untuk bisa memainkan piano waktu kecil, sudah dicarikan seorang guru les, belum sempat membelikan pianonya memang, tapi pada akhirnya saya tidak jadi les, entah karena alasan apa saya juga lupa, seingat saya dulu saya tidak terlalu tertarik dengan piano, karena waktu SD banyak sekali les yang harus saya ikuti, akhirnya saya lebih memilih untuk mengikuti les Bahasa Inggris dan les Computer akhirnya melupakan les piano. Begitulah singkat ceritanya, tapi tetap saja sekarang saya menjadi suka dengan piano, kalau ditanya apakah masih ingin bisa memainkan piano? Saya akan menjawabnya dengan semangat “iya saya ingin bisa memainkan piano, ingin bisa memainkan beberapa lagu Yiruma dengan baik”. InsyaAllah nanti kalau sudah punya gaji sendiri saya akan menabung untuk membeli piano, entah itu akan saya mainkan sendiri atau untuk anak-anak saya kelak. Saya juga menginginkan mimpi seperti itu, haha.